Monday, April 20, 2015
Menyigi Performa AS Roma
Tak ada yang salah dengan taktik RG, pemain saja yang kurang optimal, mulai dari lini belakang, sejak ditinggal Benatia yang hijrah ke Muenchen dan cederanya Leandro Castan serta Balzaretti membuat Astori, Mapou, Cholebas, Torosidis, Maicon, Cole ataupun Manolas serta Spolli, belum bisa bekerja maksimal, memang mereka tak setangguh musim lalu, namun sejauh ini, Roma masih tim yang memiliki lini belakang yang tangguh setelah Juventus dengan kebobolan 23 gol, sedangkan Juventus kebobolan 15 gol. Namun, Roma sering kali kehilangan 3 poin setelah unggul terlebih dahulu, contoh teranyar melawan Atalanta kemaren. RG memang belum memberikan kepercayaan kepada Center Back yang diplot untuk tampil reguler, semuanya dirotasi, mencari duet ideal lini belakang.
Memelihara konsenterasi lini belakang memang sulit, apalagi, tim-tim serie A yang lain, sering memainkan serangan balik jika berhadapan dengan AS Roma. Perlu didoktrinkan kepada pemain, menang 1:0 sama saja dengan 3:0, itu konsep Catenaccio yang memang mulai lepas dari AS Roma, sekalipun memainkan sepakbola cantik nan menawan, tim juga harus siap menahan gempuran pemain lawan yang agresif, contohnya adalah ketika AS Roma dibantai Muenchen di Liga Champion dan Fiorentina di Liga Europa.
Lini tengah memang cukup baik, namun tak luput dari kekurangan, memang impresifitas musim lalu tak tampak di musim ini, Nainggolan belum bisa menutup performa Strootman di musim lalu, Nainggolan lebih cenderung ofensif dibandingkan Strootman yang memang main agak ke belakang, Pjanic mendapatkan tandem yang maksimal ketika itu. De Rossi belum bisa menampilkan performa terbaiknya, seperti kala dilatih Spalletti.
Sedangkan untuk lini depan, nampaknya perlu perubahan yang besar dilakukan oleh AS Roma di musim depan. Roma tidak bisa memaksakan Totti untuk terus menerus mencetak gol diusianya yang sudah sangat uzur. Pembelian di transfer musim dingin kemaren cukup mengecewakan. Ibarbo dan Doumbia belum menampilkan permainan terbaik mereka. Ljajic, Gervinho, Florenzi dan Iturbe tak bisa disalahkan dengan kemampuan penyelesaian akhir yang masih sangat mengecewakan, karena memang mereka bukan striker murni. Meminjamkan Destro, sekalipun dia kurang tajam, ini merupakan kesalahan. Setidaknya, pemain sekaliber Edin Dzeko bisa di datang musim depan. Capaian 43 gol musim ini, sangat mengecewakan.
Seandainya RG mau memploting pakem 3-4-1-2, saya kira persoalan lini persoalan belakang bisa dibenahi, memainkan 3 bek sekaligus, seperti trio Manolas, Astori, dan Mapou ditopang oleh pemain sayap yang bisa naik turun membantu serangan dan pertahanan. Florenzi dan Cholebas mampu memainkan peran tersebut.
De Rossi atau Keita dan Nainggolan bisa memaksimalkan peran mereka di lini tengah, sebagai gelandang perusak, peran mereka sangat baik. Untuk playmaker, Pjanic bisa dioptimalkan. Totti akan menjadi alternatif jika Pjanic mentok.
Sementara untuk striker, Roma memang harus bisa memaksimalkan Ljajic, Gervinho, Iturbe, Ibarbo dan Doumbia. Jika Playmaker kreatif, saya kira mereka akan produktif.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment