Friday, December 4, 2015
Derita Guru Honorer
Menerima gaji 1 kali 3 bulan, itupun sebulannya paling besar 1,5 juta per bulan. Ketika sistem sertifikasi guru dijalankan, jatah jam berkurang, karena guru PNS, dikasih target mengajar sekian jam per pekan, langsung saja, jatah per bulan berkurang, jerih peluh tak pernah terbayar, padahal, sekalipun honorer, murid mereka banyak yang berhasil, apakah jadi pengusaha, insyinyur, pejabat teras pemerintahan, tenteram, polisi, dokter dan lainnya.
Mereka bukan tak mau dan sempat memobilisir massa untuk menuntut hak layaknya buruh, tapi demo 2 jam saja, berarti membiarkan muridnya 2 jam kosong yang sia-sia. Mereka rela menahan amarah mereka demi anak murid tercinta. Kasihan beliau-beliau para guru honorer. Tak punya kepastian hukum, bisa saja digeser kepala sekolah, sehingga harus berpindah sekolah. Didepak.
Konsen apa yang akan membantu beliau-beliau itu? Selain ucapan selamat hari saja. Harusnya bukan mereka lagi yang memperjuangkan nasib mereka sendiri. Gerakan Massal dari mahasiswa perlu ditingkatkan, demi membalas jasa mereka yang tak terkira.
Teringat kisah kaisar Jepang selepas hiroshima dan nagasaki di bom atom oleh US, yang dia tanya bukannya berapa tinggal amunisi, tapi berapa jumlah guru yang masih hidup.
Bangsa ini takkan pernah maju pesat, jika perlakuan mereka kepada guru masih seperti ini. Bangsa ini masih durhaka kepada Guru.
#saveGuruHonorer
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment