Salah satu faktor kemajuan suatu daerah adalah mudah diakses. Pesisir Selatan memiliki 4 akses masuk, 3 via darat da 1 via laut. 3 akses darat itu melalui Padang, Sungai Penuh dan Bengkulu. Melalui laut via pelabuhan Panasahan.
Sebagai sebuah daerah yang memiliki sangat luas, Pesisir
Selatan dengan 4 koridor tadi, saya kira masih sangatlah kurang. Sehingga hal
ini membuat Pesisir Selatan cukup sulit di akses.
Akses transportasi akan berekses kepada akses ekonomi. Misal,
jika nelayan dari Kambang, kalau menjual hasil tangkapannya ke Padang, harus
menempuh jarak sampai 110-120 km. Jika penjualan melewati jalur by pass ke
Muaro Labuah, yang jaraknya cuma 50-60 km, ini akan mencutting biaya
transportasi, di satu sisi, orang Muaro Labuah dapat keuntungan dengan
mengkonsumsi ikan laut segar, karena biasanya, mereka mendapatkannya dari kota
Padang, yang jaraknya ke Muaro Labuah sama halnya dengan jarak Kambang -
Padang.
Contoh lainnya, akses jalan Pancuang Taba - Alahan Panjang yang sedang dibangun,
orang Painan dan Bayang bisa mendapatkan sayur yang lebih segar dari Alahan
Panjang. Akan ada pertukaran komuditas dari kedua wilayah.
Akses pariwisata juga akan terbuka, orang Dharmasraya,
Alahan Panjang, Pulau Punjung, Solok dan sekitar akan lebih mudah mengujungi
daerah-daerah wisata yang ada di Pesisir Selatan. Kita sama-sama tahu, makin
banyak wisatawan yang datang, makin meningkatkan pendapatan penduduk lokal
Pesisir Selatan.
Memang ada beberapa hambatan, seperti daerah akses jalan di
Pancuang Taba - Alahan Panjang dan Kambang - Muaro Labuah, melewati Taman
Nasional Kerinci Seblat (TNKS), ditakutkan jika akses ini dibuka, maka
pencurian kayu seakan difasilitasi. Inilah tugas pemerintah, buat apa mereka
punya perangkat regulasi. Buat apa mereka gaji polisi hutan, kalau masih ada
pencurian. Tinggal pengawasan diperketat.
Jangan sampai kita dijajah setelah merdeka. Hutan
dilindungi, tapi nasib masyarakat sekitar hutan juga harus dipikirkan.
No comments:
Post a Comment