Turki dulunya adalah sebuah negara sekuler yang sangat anti
dengan simbol agama, jilbab dilarang di sekolah-sekolah, azan pun pakai bahasa
Turki. Lalu pelan perlahan, atas kehendak Allah, di bawah kepemimpinan saudara
Erdogan dengan, jilbab dan simbol agama lainnya, alhamdulillah telah
mendapatkan legalitas nya. Tak perlu lagi kaum Muslimah takut memakai pakaian
taqwanya tersebut.
Indonesia, tak jauh berbeda dengan Turki, sebelum zaman
Reformasi bergulir, jenggot dan jilbab panjang (jilbab syar'i) adalah hal yang
sangat asing, dan diklaim sesat oleh mayoritas ummat Muslim. Bahkan famili saya
pernah merasakannya. Dulu untuk foto ijazah saja, harus nampak telinga, yang
mana telinga adalah aurat perempuan.
Dengan bergeraknya partai partai berafiliasi kepada Islam di
parlemen, perlahan, atas izin Allah, Jilbab perlahan mulai diterima. Perlahan, satu
per satu daerah mulai menerapkan aturan menutup aurat di lingkungan kerja
tentunya berlaku untuk muslimah saja, kaum non Muslim tidak wajib.
Setelah genab 18 tahun perjalanan reformasi, pelan perlahan
kekuasaan di level daerah bisa dimiliki oleh partai partai Islam tadi. Itu
rahmat yang besar dari Allah. Harusnya ini kesempatan yang besar bagi pemimpin
Muslim untuk menampilkan bagaimana akhlak dan ajaran Islam yang baik kepada
khalayak ramai, bukan malah tertsibgohkan. Contoh, pada kasus jilbab, model
jilbab yang sesuai syar'i jelas sudah. Tentu, ketika kekuasaan sudah di tangan,
akn lebih mudah bagi kita untuk mensosialisasikannya, stigma negatif jilbab
lebar/besar bisa minimal. Karena ada pemangku kekuasaan atau yang berada di
sekitar kekuasaan memakai jilbab lebar.
Jangan sampai, ketika kita sudah di kekuasaan, malah tambah
pendek jilbabnya, malah sedikit menyerupai laki-laki, hanya karena alasan,
lebih gampang berbaur dengan publik. Kondisi negara kita sudah bukan kayak
zaman dahulu kala, jadi tak perlu takut memakai jilbab besar. Kenapa pula kita
takut tak dipergauli? Padahal kekuasaan sudah ditangan. Ini kesempatan. Sebuah
peluang yang besar. Sudah barang tentu banyak yang akan mendekat ketika kita
berkuasa, mana pula akan dijauhi. Inilah peluang.
Sebagai penutup, semoga Allah memudahkan setiap langkah
perjuangan para pejuang kalimatullah.
No comments:
Post a Comment