Sunday, March 27, 2016

Optimalisasi Kekuasaan


Turki dulunya adalah sebuah negara sekuler yang sangat anti dengan simbol agama, jilbab dilarang di sekolah-sekolah, azan pun pakai bahasa Turki. Lalu pelan perlahan, atas kehendak Allah, di bawah kepemimpinan saudara Erdogan dengan, jilbab dan simbol agama lainnya, alhamdulillah telah mendapatkan legalitas nya. Tak perlu lagi kaum Muslimah takut memakai pakaian taqwanya tersebut.


Indonesia, tak jauh berbeda dengan Turki, sebelum zaman Reformasi bergulir, jenggot dan jilbab panjang (jilbab syar'i) adalah hal yang sangat asing, dan diklaim sesat oleh mayoritas ummat Muslim. Bahkan famili saya pernah merasakannya. Dulu untuk foto ijazah saja, harus nampak telinga, yang mana telinga adalah aurat perempuan.

Dengan bergeraknya partai partai berafiliasi kepada Islam di parlemen, perlahan, atas izin Allah, Jilbab perlahan mulai diterima. Perlahan, satu per satu daerah mulai menerapkan aturan menutup aurat di lingkungan kerja tentunya berlaku untuk muslimah saja, kaum non Muslim tidak wajib.

Setelah genab 18 tahun perjalanan reformasi, pelan perlahan kekuasaan di level daerah bisa dimiliki oleh partai partai Islam tadi. Itu rahmat yang besar dari Allah. Harusnya ini kesempatan yang besar bagi pemimpin Muslim untuk menampilkan bagaimana akhlak dan ajaran Islam yang baik kepada khalayak ramai, bukan malah tertsibgohkan. Contoh, pada kasus jilbab, model jilbab yang sesuai syar'i jelas sudah. Tentu, ketika kekuasaan sudah di tangan, akn lebih mudah bagi kita untuk mensosialisasikannya, stigma negatif jilbab lebar/besar bisa minimal. Karena ada pemangku kekuasaan atau yang berada di sekitar kekuasaan memakai jilbab lebar.

Jangan sampai, ketika kita sudah di kekuasaan, malah tambah pendek jilbabnya, malah sedikit menyerupai laki-laki, hanya karena alasan, lebih gampang berbaur dengan publik. Kondisi negara kita sudah bukan kayak zaman dahulu kala, jadi tak perlu takut memakai jilbab besar. Kenapa pula kita takut tak dipergauli? Padahal kekuasaan sudah ditangan. Ini kesempatan. Sebuah peluang yang besar. Sudah barang tentu banyak yang akan mendekat ketika kita berkuasa, mana pula akan dijauhi. Inilah peluang.

Sebagai penutup, semoga Allah memudahkan setiap langkah perjuangan para pejuang kalimatullah.

No comments:

Post a Comment