Tuesday, April 18, 2017

KAMMI adalah Gerakan Kaderisasi

Prinsipnya, KAMMI ini harakatul amal sekaligus harakatul tajnid. Gerakan aksi dan juga gerakan kaderisasi. Gerakan aksi berarti tak berhenti bertindak aktif dan selalu berpartisipasi dalam kebaikan, membela yang lemah dari kedzaliman, bahkan jika sanggup, menyantuni yang papa.

Sedangkan, sebagai gerakan kaderisasi, KAMMI adalah rahim, pabrik, atau inkubator dari lahirnya para pemimpin masa depan. Setiap gerak KAMMI adalah gerakan pengkaderan, tidak hanya sebatas DM1 sampai DM3, atau agenda dwi pekanan macam MK1 sampai MK3, aksi jalanan, turun ke masyarakat untuk membuat bazar sembako murah, pengobatan gratis, diskusi lintas gerakan, jadi EO di seminar-seminar adalah agenda besar dari kaderisasi.


Memang secara umum KAMMI ini punya manhaj gerakan sendiri, punya agenda pekanan sendiri yang sebenarnya berbeda dengan agenda jamaah tertentu. Itu kaderisasinya malas saja jika menyamakan liqo dengan MK, atau mungkin karena tidak tahu. Jangan sampai kaderisasi di KAMMI dikotomi. Sekali lagi, MK berbeda dengan liqo. Jika liqo ada murabbi, maka MK ada pemandu MK. Ikut dua-duanya, tidak masalah, tapi kader KAMMI harus ikut MK, mau langit runtuh sekalipun.

Jika MK berjalan mulus, maka jenjang kaderisasi takkan timpang, sudah ikut MK1, khatam materinya, terus ikut sertifikasi buat DM2, begitu pula jenjang berikutnya. Yang tidak pas itu, tal pernah MK, tiba - tiba nongol jadi AB2, itu ngaco namanya, tidak menghormati KAMMI. Karena tidak mengikuti manhaj dan polanya. Jadi kalau ada yang DM2 karena sekedar dapat rekomendasi jangan bangga, jika MK nya bolong-bolong, bahkan tidak sama sekali. Tentunya tugas tim kaderisasi untuk menambalsulam persoalan di atas.

Mari bersama kesakralan setiap agenda kaderisasi kita. Agar kita menjadi gerakan yang ideologis. Siap aksi jalanan meskipun hanya 5 orang, meskipun tanpa aliansi.

Kita selalu terkendala di dalam perekrutan dan maping kader. Kenapa? Sederhana, kita tidak punya agenda yang bisa menarik minat calon kader baru. Tidak ada foto aksi jalanan, tidak ada foto baksos, tidak ada foto naik gunung, tidak ada foto makan bareng, tidak ada foto diskusi antar OKP, tidak ada foto mantan, eh, foto advokasi kaum pinggiran, terus apa yang kita jual sama calon kader? Visi misi? Kredo? Tentu bukan, tapi kegiatan yang sarat perhatian publik. Jadi jangan penat untuk beraksi, lagian PLN mau naikin tarif listrik sampe 100% kok, bahan aksi jadi makin banyak, karena mahasiswa sekarang sibuknya ngejar BPA atau sibuk mempertahankan Bidik Misi. Yang lebih parahnya nontonin drama Korea dan drama India yang ga kelar-kelar.

No comments:

Post a Comment