Monday, May 15, 2017

Lain Mursi, Lain Erdogan

Beda Erdogan, beda pula Mursi. Meskipun lahir dalam satu rahim yang berbeda. Sama-sama dari IM. Sikap dua orang penting ini jauh berbeda dalam menghadapi persoalan internal politik dalam negerinya. Mursi, selepas terpilih menjadi Presiden setelah revolusi Arab Spring, yang menggulingkan Husni Mubarak. Mursi justru merangkul, pejabat yang dulunya terlibat penzhaliman kepada IM, sehingga, tak dinyana, Mursi digulingkan oleh Menteri Pertahanannya sendiri.



Lain Mursi, lain pula dengan Erdogan. Erdogan, selepas menjadi PM Turki pada tahun 2003, dengan cepat dia memasukkan Turki ke UE, tujuannya sederhana, jika terjadi kudeta, maka Turki akan terkena sanksi. Sehingga, militer Turki berpikir ulang untuk melakukan perebutan kekuasaan ilegal melalui kudeta.

Perlahan tapi pasti, Erdogan mengganti siapa saja yang berbau makar. Tak sedikit petinggi militer Turki yang tidak suka kepada pemerintah Erdogan kena strap atau diganti. Sehingga perlahan, stabilitas politik terjadi, kemudian, perlahan Turki merangkak sebagai sebuah negara yang disegani oleh negara sahabat atau negara "lawan".

Kita tengok betapa beraninya Erdogan melawan pejabat teras Israel di pertemuan internasional. Kemudian memprakarsai bantuan internasional ke Palestina melalui Mavi Marmara, yang diserang oleh tentara Israel, sehingga membuka mata dunia terhadap tindakan penjajahan Israel kepada Palestina.

Hari ini dunia kembali dihebohkan dengan kudeta yang dilancarkan oleh militer selama 5 jam, dan dengan rahmat Allah, kudeta tersebut gagal. Rakyat pasang badan untuk Turki. Ini adalah kudeta kelima yang gagal selama periode Erdogan menjadi PM dan Presiden Turki.

Pelajaran yang perlu diambil adalah jangan pernah memberikan kesempatan kepada musuh untuk berkhianat kembali.

No comments:

Post a Comment