AS Roma malam ini, Rudi Garcia memulai pertandingan dengan merotasi beberapa pemain, Astori di belakang, Ucan di tengah, Doumbia di depan. Formasi tetap sama, 4-3-3, cuma dengan warna dan tenaga yang berbeda. Astori efektif menghalau bola-bola atas, berjibaku dengan pemain jangkung seperti Djuric. Ucan masih kelihatan hati-hati dan masih demam panggung sehingga dapat ganjaran kartu kuning pada pelanggaran yang tak pantas dilakukan, tapi miss controlnya pada menit ke 41, menghasilkan bola liar yang bisa dikonversi oleh sang kapten, De Rossi. Doumbia hanya butuh umpan yang lebih matang, beberapa kali mendapatkan peluang emas, sayang pemain belakang Cesena bermain dengan bagus. Serangan balik dari Cesena cukup membuat jantung berdebar, apalagi ketika sedang mendapatkan tendangan sudut. Untung saja koordinasi antara Manolas dan Astori serta De Sanctis berjalan baik.
Seperti biasa, Ljalic dan Gervinho memainkan drible di kedua sisi, mayoritas di sisi kanan, cukup merepotkan lini pertahanan Cesena, tapi cenderung belum terlalu efektif. Pada sisi kiri Cholebas bermain spartan, dengan gocekan serta umpan silangnya, yang akhirnya dimasak oleh De Rossi menjadi gol adalah kredit poin baginya. Florenzi seperti biasa diplot menjadi bek sayap kanan, efektif dalam bertahan dan menyerang.
Masuknya Pelleghrini menggantikan Ucan adalah langkah yang bagus bagi Garcia, selain Ucan yang sudah mulai frustasi dan diganjar satu kartu kuning, Pelleghrini bermain cukup efisien, umpan-umpannya akurat. Pemain muda ini harus lebih sering dimainkan ke depannya.
Menjelang 11 menit terakhir, Garcia mulai menggantikan Ljalic dengan Mbiwa, Cesena cukup bernafsu untuk membalas defisit golnya. Garcia mengubah patronnya menjadi 3-6-1, berusaha memutus pergerakan serangan Cesena dari tengah. Hingga pada akhirnya, 3 menit jelang waktu normal berakhir, Ibarbo masuk menggantikan Gervinho yang sudah nampak kelelahan. Roma berhasil mengamankan 3 poin dengan kemenangan dari Cesena.
Forza Roma.
No comments:
Post a Comment