Sumber: goal.com |
Benny Dollo menginstruksikan pemainnya menggunakan patron
4-4-2, dengan kiper I Made Wirawan, Bek terdiri dari Alfarizi, Igbonefo, Yohanes
Tjoe, Hasyim Kipuw. Pemain tengah, Sukadana, Hariono, Tantan, Zulham Zamrun dan
striker Boaz, Gonzales.
Pada awal babak pertama, di menit awal pertandingan
Indonesia mampu menghadapi pertarungan di lini tengah yang masih di dominasi
oleh pemain Kamerun. Namun, Kamerun lebih cerdik memamfaatkan peluang di sisi
kiri dan kanan pertahanan Indonesia. Berulang kali umpan silang dari kedua sayap
Kamerun dimamfaatkan oleh penyerang mereka untuk memborbardir pertahanan
Indonesia. Hingga akhirnya, gawang Indonesia bobol juga oleh Vincent Aboubakar,
melalui sontekannya yang memamfaatkan umpan silang H. Bedimo pada menit ke 35.
Indonesia yang minus playmaker, otomatis bermain me-marking area.
Sesekali Indonesia menyerang melalui sayap, via Tan Tan atau Zulham, namun
belum bisa dimaksimalkan. Hingga penghujung babak pertama, praktis Indonesia tidak
terlampau aktif menyerang.
Pada awal babak II, Benny Dollo mengganti Yohanes Tjoe
dengan Fachrudin. Indonesia butuh tenaga baru untuk mengantisipasi
serangan-serangan dari Kamerun. I Made Wirawan berulang kali melakukan
penyelamatan gemilang untuk menjaga gawang dari gempuran pemain Kamerun yang
mulai bermain sangat agresif.
Sumber: goal.com |
Untuk menambah daya dobrak lini depan Indonesia, Bendol
mengantikan Gonzales dengan Ferdinand Sinaga, lalu Tan Tan dengan Bayu Gatra.
Untuk menjaga stabilitas lini tengah agar mampu menahan gempuran Kamerun,
Bendol memasukkan Maitimo menggantikan Sukadana dan menukar posisi Hariono
dengan Ahmad Jufrianto, serta memperkuat lini belakang dengan memasukkan Toni
Sucipto menggantikan Hasim Kipuw.
Bayu Gatra cukup bermain memukau penonton dribblingnya
berhasil melewati satu dua pemain Kamerun, dari kreasinya muncul beberapa
peluang saying belum bisa dikonvermasi menjadi gol oleh pemain Indonesia. Di
sepertiga babak kedua terakhir, Indonesia cukup bisa mengkreasikan beberapa
peluang, namun sayang, lini belakang Kamerun terlalu tangguh untuk di bobol.
Stabilitas terjadi di lini tengah, sejak dimasukkannya Ahmad
Jufrianto, otomatis jalur bola Kamerun menuju ke lini depannya berkurang, suplai
bola ke depan sudah cukup mandek, karena di intercept oleh Ahmad Jufrianto.
Memang pemain Indonesia pada laga uji coba kali ini tidak
terlampau bermain Spartan dan ngotot. Tapi pemain dapat memainkan “area marking”
dengan baik. Sekilas, I Made seperti Gianluigi Buffon, Igbonefo layaknya
Alessandro Nesta dan Ahmad Jufrianto seperti Gattuso, ah, sekalipun ini
berlebihan, Indonesia hanya kebobolan satu gol. Melawan satu kontestan piala
dunia, saya kira itu sudah cukup bagus. Saya angkat topi sama pelatih Benny
Dollo, sekalipun saya meragukan kemampuannya di awal. Mudah-mudahan om Bendol
dapat memenuhi ekspektasi public sepakbola Indonesia, agar timnas bisa
berbicara banyak di kancah Internasional.
No comments:
Post a Comment